4 tahun yang lalu, seekor berbulu hitam datang bersama kawannya yang berbadan besar datang kepadaku di saat diriku termenggu. Hewan berbulu hitam itu selalu terdiam kecuali rekannya yang berbulu coklat yang lebih agresif mematok sang majikannya. Hewan itu selalu menurut kepada majikannya di saat ia memeluknya, mengikuti langkah sang majikan, kecuali saat ia di kuasai oleh rasa lapar.bermain main dengan riang. Bersama dengan kawannya menyelusuri jalanan. Badan kurusmu selalu setia dengan majikan.
Tak makan beberapa hari kau terus bertahan. Demi membuat majikanmu tersenyum. Menghadapi bahaya bahaya dari para kucing-kucing yang berbahaya. Selalu di peluk oleh sang majikan. Bermain main dengan majikan hingga umurmu berlanjut tua. Langkahmu yang mulai letih dan lemah karena faktor umurmu. Terus bertahan dari angin malam dan hujan dari kandangmu yang sangat senderhana. Selalu bertingkah lucu meskipun gerakanmu lamban. Sang majikan pun senang tanpa menyadari bahwa sang berbulu hitam itu umurnya tidak lama.
Tanggal 01 bulan july tahun 2011 Merupakan hari di mana anak-anak bergembira. Karena mereka dapat menikmati liburan dengan jalan-jalan bersama orang tua, semua pun berbahagia kecuali sang majikan hewan berbulu hitam tersebut. Iris mata hitamnya sibuk menelusuri daftar musik yang akan di putar lewat handphone. Setelah solat subuh dirinya mengantuk. Tetapi, ia hiraukan. Mendengar alunan musik yang menurutmu begitu indah hingga ia merasa bosan. Akhirnya ia bangun dari tempat tidurnya dan segera melangkah ke sebuah komputer bewarna hitam yang merupakan komputer kesayangannya. Saat sedang menyalakan Komputer tersebut. Tiba-tiba seorang perempuan dewasa yang telah mengasuhnya sejak kecil yang di yakini itu adalah ibunya.
“Dek, Ayam kamu yang kecil mati...”
DEG! Seketika ia terpaku dengan perkataan ibunya. Dengan cepat ia segera berlari keluar. Perkataan ibunya benar. Tubuh hewan berbulu hitam itu terbujur kaku di kandang dengan keadaan pucat dan dingin. Dirinya segera mengambil tubuh mungil hewan tersebut. Ia segera memeluknya tak peduli sekotor apapun. Andai ia perempuan, pasti ia bisa menangis sepuasnya. Sang majikan tersebut segera mengambil kantong kresek bewarna hitam dan segera memasukkan tubuh kaku tersebut.
DEG! Seketika ia terpaku dengan perkataan ibunya. Dengan cepat ia segera berlari keluar. Perkataan ibunya benar. Tubuh hewan berbulu hitam itu terbujur kaku di kandang dengan keadaan pucat dan dingin. Dirinya segera mengambil tubuh mungil hewan tersebut. Ia segera memeluknya tak peduli sekotor apapun. Andai ia perempuan, pasti ia bisa menangis sepuasnya. Sang majikan tersebut segera mengambil kantong kresek bewarna hitam dan segera memasukkan tubuh kaku tersebut.
Pagi yang dingin di sebuah lahan kosong milik orang tuaku. Aku segera menggali sebuah lubang untuk mengubur kantong kresek yang berisi tubuh kaku berbulu hitam itu. nyamuk-nyamuk yang berkeliaran di lahan kosong tersebut bukan berarti ia harus menyerah. Dengan bantuan ibunya, ia menggali lubang tersebut dan segera menguburnya. Tidak lupa memasang tanda sebuah papan ia tancapkan di tempat ia menggalinya. Dan ia segera berlari keluar untuk memetik bunga kesanyangan hewan tersebut yang sering ia makan. Bukannya itu aneh, seekor unggas memakan bunga? Setelah menaburnya di kuburan hewan itu, ia segera pulang kerumah. Sekarang remaj mengerti mengapa ia mati, dan mungkin saja rekannya yang satu lagi juga akan mati suatu saat nanti. Tapi remaja itu tidak bersedih hati. Ia bukan anak kecil lagi yang menangisi hewan peliharaannya yang mati. Sekarang ia sudah tumbuh menjadi anak remaja berumur 14 tahun. Sudah saatnya ia melepas saat kanak-kanaknya yang sering memelihara hewan peliharaan. Remaja itu berkata:
“Terimakasih atas segala-galanya....Kau selalu menemani hariku meskipun kau selalu menderita.. RIP Cici....”
“Terimakasih atas segala-galanya....Kau selalu menemani hariku meskipun kau selalu menderita.. RIP Cici....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar